KANKER PAYUDARA
A. GEJALA :
Wanita dengan kanker payudara, bisa jadi mengalami gejala-gejala berikut.
Kadang meskipun di tubuhnya telah tumbuh kanker dia tidak merasakan gejala apapun.
Atau bisa juga ditubuhnya menunjukkan gejala tersebut tetapi bukan karena kanker payudara, tapi akibat kondisi medis lain.
Apabila seorang wanita mempunyai gejala dibawah ini dan merasa sangat khawatir, sebaiknya segera ke dokter.
Adapun tanda-tanda atau gejalanya antara lain :
· Ada benjolan yang keras di payudara
· Bentuk puting berubah (bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus-menerus), mengeluarkan cairan / darah
· Ada perubahan pada kulit payudara diantaranya berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk
· adanya benjolan-benjolan kecil
· Ada luka dipayudara yang sulit sembuh
· Payudara terasa panas, memerah dan bengkak
· Terasa sakit / nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tapi tetap harus diwaspadai)
· Terasa sangat gatal didaerah sekitar puting
· Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi). dan biasanya pada awal-awalnya tidak terasa sakit
· Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada 1 payudara
B. PENYEBAB KANKER PAYUDARA :
Secara pasti belum diketahui, hanya bisa ditandai pada wanita yang mempunyai faktor risiko dibawah ini :
1. Umur diatas 30 tahun (sekarang, dibawah 20 tahun juga sudah ditemukan kanker payudara)
2. Riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara (sekarang tanpa ada riwayat keluarga juga bisa terkena)
3. Punya riwayat tumor
4. Haid terlalu muda atau menopause diatas umur 50 tahun
5. Tidak menikah / tidak menyusui
6. Melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun
7. Sering terkena radiasi (Bisa dari sering melakukan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat X-ray)
8. Pola makan dengan konsumsi lemak berlebihan
9. Kegemukan
10. Konsumsi alcohol berlebihan
11. Mendapatkan terapi hormonal dalam jangka panjang
12. Stress
13. Faktor genetic (BRCA1/BRCA2)
C. BAGAIMANA MENDIAGNOSA KANKER PAYUDARA :
Dokter menggunakan berbagai macam cara untuk mendiagnosa kanker payudara dan untuk menentukan apakah sudah ada metastasis ke organ lain. Beberapa test juga berguna untuk menentukan pengobatan yang paling efektive untuk pasien. Kebanyakan pada type kanker, biopsi (mengambil sedikit jaringan, untuk diteliti dibawah mikroskop, yang dilakukan oleh ahli patologi) adalah jalan satu-satunya untuk menentukan secara pasti diagnosis kanker. Apabila biopsy tidak mungkin dilakukan, dokter akan mengusulkan test lain untuk membantu diagnosa. Test Imaging bisa digunakan untuk menemukan apakah telah terjadi metastasis.
Dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor dibawah ini, ketika akan memutuskan test diagnostik :
· Usia dan kondisi medis pasien
· Type kanker
· Beratnya gejala
· Hasil test sebelumnya
Test diagnosa kanker payudara biasanya dimulai apabila wanita atau dokter menemukan suatu massa atau pengerasan yang tidak normal (suatu titik kecil dari kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray), pada screening mammogram. Atau bisa juga suatu yang tidak normal di payudara wanita ditemukan pada pemeriksaan klinis atau pemeriksaan sendiri. Beberapa test mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosa dari kanker payudara. Tidak pada semua orang akan dilakukan seluruh test dibawah ini :
D. IMAGING TEST :
Diagnostic mammography.
Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak gambar yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya puting mengeluarkan cairan atau ada benjolan baru. Diagnostik mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan pada saat screening mammogram.
Ultrasound ( USG )
Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu massa yang solid, yang kemungkinan kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.
MRI
MRI menggunakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi images (gambaran) detail dari tubuh. MRI bisa digunakan, apabila sekali seorang wanita, telah didiagnosa mempunyai kanker, maka untuk men-check payudara lainnya bisa digunakan MRI. Tapi ini tidak mutlak. Bisa juga untuk screening saja.
Menurut American Cancer Society ( ACS ), wanita yang mempunyai risiko tinggi terkena kanker payudara, seperti contohnya pada wanita dengan mutasi gen BRCA atau banyak anggota keluarganya yang terkena kanker payudara, sebaiknya juga mendapatkan MRI, bersamaan dengan mammography.
MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan massa yang kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat USG atau mammogram. Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat. Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan padat yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak bisa menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk memastikan lagi harus dilakukan biopsy.
E. TEST DENGAN BEDAH
Biopsi
Suatu test bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker, tapi hanya biopsy yang bisa memberikan diagnosis secara pasti. Sampel yang diambil dari biopsy, dianalisa oleh ahli patologi (dokter spesialis yang ahli dalam menterjemahkan test-test laboratorium dan mengevaluasi sel, jaringan, organ untuk menentukan penyakit)
· Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigakan tidak teraba. Itu dapat dilakukan dengan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB, menggunakan jarum halus kecil untuk untuk mengambil sample jaringan). Stereotactic Core Biopsy (menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan yang akan diambil) atau Vacuum-Assisted Biopsy (menggunakan jarum yang tebal untuk mengambil beberapa macam jaringan inti yang luas). Dalam melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area yang dimaksud, dibantu oleh mammography, USG atau MRI. Metal clip kecil bisa diletakkan pada bagian dari payudara yang akan dilakukan biopsy. Dalam kasus ini apabila jaringan itu membuktikan adanya kanker, maka segera diadakan operasi tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa pasien hanya butuh sekali operasi untuk menetukan pengobatan dan menentukan stadium.
· Core Biopsy dapat menetukan jaringan. FNAB dapat menetukan sel dari suatu massa yang teraba, dan ini semua kemudian dapat dianalisa untuk menentukan adanya sel kanker.
Sentinel node biopsy |
Fine needle biopsy |
· Surgical Biopsy (biopsy dengan cara operasi) mengambil sejumlah besar jaringan. Biopsy ini bisa incisional (mengambil sebagian dari benjolan) atau excisional (mengambil seluruh benjolan).
lumpectomy biopsy |
Apabila didiagnosa kanker, operasi lanjutan mungkin diperlukan untuk mendapatkan clear margin area (area jaringan disekitar tumor dimana dipastikan sudah bersih dari sel kanker) kemungkinan, sekalian mengambil jaringan kelenjar getah bening.
Jaringan yang didapat dari biopsy juga akan di ditest oleh dokter untuk menentukan pengobatan. Test itu untuk melihat:
· Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu Invasive (biasanya menyebar) atau In situ (biasanya tidak menyebar). Ductal (dalam saluran susu) atau lobular (dalam kelenjar susu). Grade (seberapa besar perbedaan sel kanker itu dari sel sehat) dan apakah sel kanker telah menjalar ke pembuluh darah atau pembuluh getah bening. Margin dari tumor juga di amati.
· Receptor Estrogen (ER) dan Receptor Progesteron (PR) test. Sel kanker payudara apabila diketahui positif mengandung receptor ini ER (+) dan PR (+) berarti sel kanker ini berkembangnya karena hormon-hormon tersebut. Biasanya diadakan terapy hormone.
· Test HER2 neu (C-erb2). Adanya protein HER2 yang berlebihan. Rata-rata 25% penderita kanker. Dengan mengetahui status HER2 (positive atau negative) maka dapat ditentukan apakah pasien akan diterapi dengan menggunakan obat yang disebut trastuzumab (HERCEPTIN) atau tidak. Genetic Description of the Tumor Test dengan melihat unsur biologi dari tumor, untuk memahami lebih dalam mengenai kanker payudara. Oncotype DX adalah test untuk mengukur risiko seberapa jauh kekambuhannya.
F. TEST DARAH
Test darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Test-test itu antara lain :
· Level Hemoglobin (Hb) : untuk mengetahui jumlah oksigen yang ada di dalam sel darah merah
· Level Hematocrit (Ht) : untuk mengetahui prosentase dari darah merah didalam seluruh badan
· Jumlah dari sel darah putih : untuk membantu melawan infeksi
· Jumlah trombosit (untuk membantu pembekuan darah)
· Differential (prosentase dari beberapa sel darah putih)
G. JUMLAH ALKALINE PHOSPHATASE
Jumlah enzyme yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran kanker ke liver, hati dan saluran empedu dan tulang.
H. SGOT & SGPT
Test ini untuk mengevaluasi fungsi lever. Angka yang tinggi dari salah satu test ini mengindikasikan adanya kerusakan pada liver, bisa jadi suatu sinyal adanya penyebaran ke liver
I. TUMOR MARKER TEST
Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan pada darah, kencing atau jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor marker yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai normalnya, mengindikasikan adanya suatu proses tidak normal dalam tubuh. Bisa disebabkan karena kanker, bisa juga bukan. Pada kanker payudara tumor marker yang biasanya dilakukan adalah CA 15.3 dengan mengambil sample darah. Pada standard PRODIA tumor marker tidak boleh melebihi angka 30
J. TEST-TEST LAIN
Test-test lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah :
· Photo Thorax Untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran keparu-paru
· Bonescan Untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang. Pada bonescan, pasien disuntikkan radioactive tracer pada pembuluh vena. Yang natinya akan berkumpul pada tulang yang menunjukkan kelainan karena kanker. Jarak antara suntikan dan pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam. Selama itu pasien dianjurkan minum sebanyak-banyaknya. Hasil yang terlihat adalah gambar penampang tulang lengkap dari depan dan belakang. Tulang yang menunjukkan kelainan akan terlihat warnanya lebih gelap dari tulang normal.
· Computed Tomography (CT atau CAT) Scan. Untuk melihat secara detail letak tumor. Disini pasien juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena, tapi volumenya lebih banyak sehingga sebenarnya sama dengan infuse. Setelah disuntik CT-scan bisa segera dilakukan. CT-scan akan membuat gambar tiga dimensi bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya akan terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang discan 3 dimensi.
· Positron Emission Tomography (PET) scan.Untuk melihat apakah kanker sudah menyebar. Dalam PET scan cairan glukosa yang mengandung radioaktif disuntikkan pada pasien. Sel kanker akan menyerap lebih cepat cairan glukosa tersebut, dibanding sel normal. Sehingga akan terlihat warna kontras pada PET scan. PET scan biasanya digunakan sebagai pelengkap data dari hasil CTscan, MRI dan pemeriksaan secara fisik.
by : Konsultasi Kewanitaan (People Living With Cancer) didedikasi oleh mba Irdanti (Alm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar