A. PENCEGAHAN INFEKSI :
· Kewaspadaan Universal
· Cuci Tangan & Aseptik/Antiseptik
· Barier Protektif
· Proses PI Peralatan & Prosedur
· Penanganan Bedah Tajam
· Pengelolaan Limbah
B. STERILISASI :
· Instrumen harus dicuci bersih sebelumnya
· Sterilkan dengan autoclave atau oven
· Membunuh semua jenis mikroorganisme termasuk yang memiliki endospora
C. DISINFEKSI TINGKAT TINGGI :
· Rebus dalam air mendidih atau kukus selama 20 menit, rendam secara sempurna
· Klorin 0,1% selama 20 menit (klorin korosif terhadap metal)
· Membunuh semua mikroorganisme kecuali yang memiliki endospora
D. ANTISEPTIK :
· Bakterisid/bakteriostatik kulit & mukosa
· Dapat dicampurkan dengan sabun cuci tangan rutin/bedah atau pembasuh luka
· Penyiapan daerah operasi
→ Contoh larutan antiseptik:
1. Isopropyl alcohol
2. Chlorhexidine gluconate
3. Iodine/iodophor
E. INFEKSI
Infeksi nifas :
Demam pascapersalinan (≥38,5⁰C) yang terjadi sejak hari kedua pascapersalinan yang disertai dengan gejala infeksi lainnya (nyeri, lochia sanguinea purulenta, sekret berbau, eritema, dsb)
F. INSIDENS DAN RANAH
· Penyebab utama kematian maternal di negara berkembang
· Terjadi pada persalinan traumatik dan tidak bersih
· Komplikasi dapat berupa: syok, abses pelvik dan pelvio thrombosis
G. PATOFISIOLOGI
· Flora normal pada traktus genitalis adalah potensial patogenik
· Fungsi protektif selaput ketuban akan hilang bila selaput pecah jauh sebelum lahirnya bayi
· Infeksi intrapartum ditandai dengan meningkatnya lekosit dan C-reactive protein
· Persalinan traumatik memberi peluang bagi invasi mikroorganisme
H. FAKTOR PREDISPOSISI
· Trauma dan nekrosis jaringan selama persalinan menjadi mekanisme dan media bagi infeksi
· Diskontinuitas kulit/mukosa (mis, episiotomi, seksio, laserasi, dsb)
· Partus lama dan ketuban pecah sebelum waktunya
· Gizi dan hygiene yang buruk
I. BAKTERI PENYEBAB :
· Paling sering:
Esherichia coli, Klebsiella, Proteus & Bacteroides fragilis
· Penyerta:
Clostridium, Staphylococcus aureus & Pseudomonas
· Eksogenik:
Group A beta-hemolytic streptococci
J. GAMBARAN KLINIK
· Umumnya mulai dari 2-3 hari postpartum demam,nyeri perut bawah,nyeri tekan uterus
· Disertai pula dengan: lemah, anoreksia, lochia berbau
· Penyakit makin berat bila terjadi demam tinggi dan gejala peritonitis
· Group A beta-hemolytic streptococci adalah bakteri utama pada peritonitis dan septikemia
K. INFEKSI NIFAS DAPAT BERUPA:
· Endomyometritis
· Infeksi saluran kemih
· Infeksi luka episiotomi atau seksio
· Mastitis
· Pelvio atau femoral thromboflebitis
· Apendisitis
· Lain-lain: infeksi saluran pernafasan atas
L. PENCEGAHAN
· Gunakan teknik aseptik
· Antibiotik profilaksis pada seksio sesar dan KPSW (cefotaxime atau ampicillin dosis tunggal 1-2gr terbukti menurunkan kejadian infeksi)
M. TERAPI
· Persalinan pervaginam: ampicillin 1g/6jam
· Seksio sesar:
§ flagyl 500mg/8jam + cefoxitin 2g/6jam; atau
§ aminoglikosida (gentamycin/tobramycin) 60-100mg/8jam + clindamycin 900/8jam
· Antibotika diberikan hingga 48jam bebas demam
· Bila demam berlanjut setelah pemberian kombinasi aminoglikosida-clindamycin,tambahkan golongan penisilin untuk mencakup enterococci
PERHATIKAN!
· Makin banyak jenis antibiotika diberikan,akan makin tinggi risiko kolitis nekrotik
· Antibiotika diekskresikan melalui ASI tetapi pada banyak kasus, jumlahnya tidak bermakna secara klinik
· Hindarkan penggunaan tetrasiklin
HAL PENTING
· Infeksi episiotomi: beri antibiotika, lepaskan jahitan bila banyak pus dan lakukan irigasi
· Fascitis nekrotik: kasus jarang, bila terjadi dapat berkembang secara progresif, timbul gangrene dan risiko tinggi sepsis (selain antibiotika lakukan debridement)
Perhatikan!
· Septik pelvio thromboflebitis umumnya disebabkan oleh bakteri anaerobik
· Pasien sudah mendapat antibiotika tetapi demam tinggi tetap terjadi:
o Singkirkan penyebab lain
o Berikan heparin (60-80 IU/kgBB) dan gejala seharusnya membaik setelah pemberian obat ini
N. MASTITIS
Umumnya membaik dengan pemberian penicilin dan derivatnya (methicillin atau cloxacillin) selama 7-10 hari :
· Tetap menyusukan bayinya
· Insisi dan drainase bila terjadi abses
O. KASUS KHUSUS
Septik syok pascapersalinan
kasus dengan sakit berat atau gejala toksik yang ditandai dengan perubahan hemodinamik atau keseimbangan asam-basa dan demam tinggi setelah persalinan pervaginam atau abdominam
P. PENYEBAB SEPSIS PASCA PERSALINAN
Umumnya bakteri gram-negatif (mis. E.Coli) atau gram-positif (staphylococci, anaerobic Streptococci, clostridium) :
· Endotoksin dinding sel bakteri menimbulkan lesi pada pembuluh darah dan reaksi vasodilatasi
· Terjadi hypotension/hypoperfusion
Q. RANGKUMAN
· Infeksi persalinan dan nifas merupakan masalah utama kualitas pelayanan
· Diperlukan ketepatan diagnosis
· Lakukan pengobatan dini dan agresif
· Pencegahan lebih baik dari pengobatan
KETUBAN PECAH DINI (KPD)
Tujuan
· Definisi
· Diagnosis
· Penatalaksanaan pada preterm dan aterm
Definisi
Pecahnya ketuban sebelum waktu persalinan dimulai
· Preterm < 37 minggu (PPROM)
· Term ≥ 37 minggu (TPROM)
Periode laten
· Waktu saat pecahnya membran sampai dimulai persalinan
· Semakin muda usia kehamilan semakin lama periode laten
· Pada kehamilan aterm 90% akan memulai persalinan dalam 24 jam
· Pada kehamilan 28-34 minggu :
o 50% bersalin dalam waktu 24 jam
o 80-90% bersalin dalam waktu 1 minggu
PENYEBAB KETUBAN PECAH DINI
· Idiopatik
· Infeksi (mis: vaginosis bakterial)
· Polyhidramnion
· Inkompeten servik
· Anomali uterin
· Akibat pemasangan cerclage pada servik atau amniosentsis
· Trauma
DIAGNOSIS KETUBAN PECAH DINI
· Riwayat sebelumnya
· Pemeriksaan dengan spekulum steril (hindari pemeriksaan digital) :
o Cuci vagina
o Cairan terkumpul di fornik posterior
o Cairan bebas dari servik
o Pemeriksaan pH cairan (kertas nitrazin) ; tidak spesifk
o Fernig; gambaran daun pakis
· USG-normal bila jumlah cairan cukup
KOMPLIKASI KETUBAN PECAH DINI
· Infeksi fetus/neonatus
· Infeksi ibu
· Kompresi atau prolaps tali pusat
· Gagal induksi dan diikuti oleh SC
KOMPLIKASI KETUBAN PECAH DINI PADA KEHAMILAN
Preterm :
· Persalinan dan kelahiran preterm
· Infeksi fetus dan neonatus
· Infeksi ibu
· Prolaps dan kompresi tali pusat
· Gagal induksi dan diikuti oleh SC
· Hipoplasia paru (oligohidramnion berat)
· Deformitas pada paru
MANAJEMEN UMUM
· Nilai kesejahteraan ibu dan bayi
· Pastikan diagnosis
· Nilai keadaan serviks dengan pemeriksaan spekulum (steril)
· Cegah pemeriksaan serviks digital
· Nilai kondisi yang memerlukan manajemen lanjutan
· mis, kenaikan suhu atau takikardi pada fetus dan ibu
· Nilai adanya indikasi untuk segera memulai persalinan
MANAJEMEN PADA KEHAMILAN ATERM (>37 MINGGU)
· Hindari pemeriksaan dalam
· Nilai adanya infeksi
· Pertimbangkan pemberian antibiotika bila terjadi ketuban pecah dini yang telah lama
· Manajemen aktif atau manajemen ekspektatif tergantung pada keadaan dan keinginan pasien
MANAJEMEN PADA KEHAMILAN PRETERM (34-37 MINGGU)
· Hindari pemeriksaan dalam
· Pertimbangkan steroid antenatal
· Profilaksis antibiotik intrapartum
· Pantau tanda-tanda infeksi secara klinis (nadi, suhu dan denyut jantung bayi)
· Pemberian antibiotik yang sesuai bila terjadi korioamnionitis
MANAJEMEN PADA PRETERM (<34 MINGGU)
· Hindari pemeriksaan dalam Steroid
· Pemberian antibiotik antepartum dan intrapartum
· Pantau tanda-tanda infeksi secara klinis (monitor suhu dan nadi ibu, denyut jantung janin, dan munculnya kontraksi uterus yang iritabel)
· Pemberian antibiotik yang sesuai bila terjadi korioamnionitis
· Pertimbangkan untuk merujuk ke pusat yang lebih memadai bila mungkin
· Perawatan ekspektatif
ANTIBIOTIK YANG DIANJURKAN
· Penicillin G 5 juta units q 4-6 h IV; atau
· Ampicillin 2g IV dilanjutkan 1g q 4h; atau
· Clindamycin 600 ng q 8hIV
Ibu hamil dengan korioamnionitis membutuhkan antibiotik spektrum luas
Gambar. 1. Sterilisasi dalam perawatan alat-alat yang akan dipakai. (red.Kalferyl) |
=============== [dr. Kalferyl, Sp.OG] ===================
Surabaya, 15 Februari 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar