• ||KONSULTASI KESEHATAN - WANITA||HAID||STRES||ANYANG"​||KESUBURAN||BUMIL||HEPATITIS||HIV-AIDS||

Selasa, 26 Juli 2011

Aq gag Mens....??





DEFINISI
 Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi. Jika menstruasi tidak pernah terjadi maka disebut amenore primer, jika menstruasi pernah terjadi tetapi kemudian berhenti selama 6 bulan atau lebih maka disebut amenore sekunder.

 Amenore yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan setelah menopause.


                   Amenore (http://www.konsultasikewanitaan@facebook.com)

PENYEBAB
 Amenore bisa terjadi akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem reproduksi lainnya.

 Dalam keadaan normal, hipotalamus (bagian dari otak yang terletak diatas kelenjar hipofisa) mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk melepaskan hormon-hormon yang merangsang dilepaskannya sel telur oleh ovarium. Pada penyekit tertentu, pembentukan hormon hipofisa yang abnormal bisa menyebabkan terhambatnya pelepasan sel telur dan terganggunya serangkaian proses hormonal yang terlibat dalam terjadinya menstruasi.

 Penyebab amenore primer:
1.       Tertundanya menarke (menstruasi pertama)
2.       Kelainan bawaan pada sistem kelamin (misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina terlalu sempit/himen imperforata)
3.       Penurunan berat badan yang drastis (akibat kemiskinan, diet berlebihan, anoreksia nervosa, bulimia, dan lain lain)
4.       Kelainan bawaan pada sistem kelamin
5.       Kelainan kromosom (misalnya sindroma Turner atau sindroma Swyer) dimana sel hanya mengandung 1 kromosom X)
6.       Obesitas yang ekstrim
7.       Hipoglikemia
8.       Disgenesis gonad
9.       Hipogonadisme hipogonadotropik
10.   Sindroma feminisasi testis
11.   Hermafrodit sejati
12.   Penyakit menahun
13.   Kekurangan gizi
14.   Penyakit Cushing
15.   Fibrosis kistik
16.   Penyakit jantung bawaan (sianotik)
17.   Kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal
18.   Hipotiroidisme
19.   Sindroma adrenogenital
20.   Sindroma Prader-Willi
21.   Penyakit ovarium polikista
22.   Hiperplasia adrenal kongenital

Penyebab amenore sekunder:
1.       Kehamilan
2.       Kecemasan akan kehamilan
3.       Penurunan berat badan yang drastis
4.       Olah raga yang berlebihan
5.       Lemak tubuh kurang dari 15-17%extreme
6.       Mengkonsumsi hormon tambahan
7.       Obesitas
8.       Stres emosional
9.       Menopause
10.   Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar hormon kortisol oleh kelenjar adrenal)
11.   Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid)
12.   Prosedur dilatasi dan kuretase
13.   Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan).



GEJALA
 Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak sert perubahan bentuk tubuh.

 Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.

 Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit dan lengan serta tungkai yang kurus.

 Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore:
·         Sakit kepala
·         Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui)
·         Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)
·         Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
·         Vagina yang kering
·         Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara

DIAGNOSA
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan usia penderita.

 Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
·         Biopsi endometrium
·         Progestin withdrawal
·         Kadar prolaktin
·         Kadar hormon (misalnya testosteron)
·         Tes fungsi tiroid
·         Tes kehamilan
·         Kadar FSH (follicle stimulating hormone)< LH (luteinizing hormone), TSH (thyroid stimulating hormone)
·         Kariotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom
·         CT scan kepala (jika diduga ada tumor hipofisa).

PENGOBATAN
 Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah penurunan berat badan yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani diet yang tepat. Jika penyebabnya adalah olah raga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk menguranginya.

 Jika seorang anak perempuan belum pernah mengalami menstruasi dan semua hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3-6 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya. Untuk merangsang menstruasi bisa diberikan progesteron. Untuk merangsang perubahan pubertas pada anak perempuan yang payudaranya belum membesar atau rambut kemaluan dan ketiaknya belum tumbuh, bisa diberikan estrogen.

 Jika penyebabnya adalah tumor, maka dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor tesebut.

 Tumor hipofisa yang terletak di dalam otak biasanya diobati dengan bromokriptin untuk mencegah pelepasan prolaktin yang berlebihan oleh tumor ini. Bila perlu bisa dilakukan pengangkatan tumor. Terapi penyinaran biasanya baru dilakukan jika pemberian obat ataupun pembedahan tidak berhasil.




METODE AMENOREA LAKTASI (MAL) ATAU LACTATIONAL AMENORRHEA METHOD (LAM)

Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) dapat dikatakan sebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA) atau natural family planning, apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

Meskipun penelitian telah membuktikan bahwa menyusui dapat menekan kesuburan, namun banyak wanita yang hamil lagi ketika menyusui. Oleh karena itu, selain menggunakan Metode Amenorea Laktasi juga harus menggunakan metode kontrasepsi lain seperti metode barier (diafragma, kondom, spermisida), kontrasepsi hormonal (suntik, pil menyusui, AKBK) maupun IUD.

Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi, apabila:
1.       Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila diberikan minimal 8 kali sehari.
2.       Belum mendapat haid.
3.       Umur bayi kurang dari 6 bulan.

Cara Kerja
 Cara kerja dari Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.

Efektifitas
 Efektifitas MAL sangat tinggi sekitar 98 persen apabila digunakan secara benar dan memenuhi persyaratan sebagai berikut: digunakan selama enam bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid pasca melahirkan dan menyusui secara eksklusif (tanpa memberikan makanan atau minuman tambahan). Efektifitas dari metode ini juga sangat tergantung pada frekuensi dan intensitas menyusui.

Manfaat
 Metode Amenorea Laktasi (MAL) memberikan manfaat kontrasepsi maupun non kontrasepsi.

Manfaat Kontrasepsi
Manfaat kontrasepsi dari MAL antara lain:
1.       Efektifitas tinggi (98 persen) apabila digunakan selama enam bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui eksklusif.
2.       Dapat segera dimulai setelah melahirkan.
3.       Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat.
4.       Tidak memerlukan pengawasan medis.
5.       Tidak mengganggu senggama.
6.       Mudah digunakan.
7.       Tidak perlu biaya.
8.       Tidak menimbulkan efek samping sistemik.
9.       Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama.

Manfaat Non Kontrasepsi
Manfaat non kontrasepsi dari MAL antara lain:
Untuk bayi
1.       Mendapatkan kekebalan pasif.
2.       Peningkatan gizi.
3.       Mengurangi resiko penyakit menular.
4.       Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula atau alat minum yang dipakai.

Untuk ibu
1.       Mengurangi perdarahan post partum/setelah melahirkan.
2.       Membantu proses involusi uteri (uterus kembali normal).
3.       Mengurangi resiko anemia.
4.       Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.

Keterbatasan
 Metode Amenorea Laktasi (MAL) mempunyai keterbatasan antara lain:
1.       Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.
2.       Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.
3.       Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B ataupun HIV/AIDS.
4.       Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
5.       Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.

Yang Dapat Menggunakan MAL
 Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat digunakan oleh wanita yang ingin menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.       Wanita yang menyusui secara eksklusif.
2.       Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan.
3.       Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan.

Wanita yang menggunakan Metode Amenorea Laktasi (MAL), harus menyusui dan memperhatikan hal-hal di bawah ini:
1.       Dilakukan segera setelah melahirkan.
2.       Frekuensi menyusui sering dan tanpa jadwal.
3.       Pemberian ASI tanpa botol atau dot.
4.       Tidak mengkonsumsi suplemen.
5.       Pemberian ASI tetap dilakukan baik ketika ibu dan atau bayi sedang sakit.

Yang Tidak Dapat Menggunakan MAL
 Metode Amenorea Laktasi (MAL) tidak dapat digunakan oleh:
1.       Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.
2.       Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.
3.       Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.
4.       Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
5.       Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.
6.       Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis ergotamine, anti metabolisme, cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
7.       Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.
8.       Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.

Metode Amenorea Laktasi (MAL) tidak direkomendasikan pada kondisi ibu yang mempunyai HIV/AIDS positif dan TBC aktif. Namun demikian, MAL boleh digunakan dengan pertimbangan penilaian klinis medis, tingkat keparahan kondisi ibu, ketersediaan dan penerimaan metode kontrasepsi lain.

Keadaan yang Memerlukan Perhatian
 Di bawah ini merupakan keadaan yang memerlukan perhatian dalam penggunaan Metode Amenorea Laktasi (MAL).
Keadaan
Anjuran
Ketika mulai pemberian makanan pendamping secara teratur.
Membantu klien memilih metode kontrasepsi lain dan tetap mendukung pemberian ASI.
Ketika sudah mengalami haid.
Membantu klien memilih metode kontrasepsi lain dan tetap mendukung pemberian ASI.
Bayi menyusu kurang dari 8 kali sehari.
Membantu klien memilih metode kontrasepsi lain dan tetap mendukung pemberian ASI.
Bayi berumur 6 bulan atau lebih.
Membantu klien memilih metode kontrasepsi lain dan tetap mendukung pemberian ASI.


Hal yang Harus Disampaikan Kepada Ibu
 Sebelum menggunakan Metode Amenorea Laktasi (MAL), klien terlebih dahulu diberikan konseling sebagai berikut:
1.       Bayi menyusu harus sesering mungkin (on demand).
2.       Waktu pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam.
3.       Bayi menyusu sampai sepuasnya (bayi akan melepas sendiri hisapannya).
4.       ASI juga diberikan pada malam hari untuk mempertahankan kecukupan ASI.
5.       ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin.
6.       Waktu pemberian makanan padat sebagai pendamping ASI (diberikan pada bayi sudah berumur 6 bulan lebih).
7.       Metode MAL tidak akan efektif, apabila ibu sudah memberikan makanan atau minuman tambahan lain.
8.       Ibu yang sudah mendapatkan haid setelah melahirkan dianjurkan untuk menggunakan metode kontrasepsi lain.
9.       Apabila ibu tidak menyusui secara eksklusif atau berhenti menyusui maka perlu disarankan menggunakan metode kontrasepsi lain yang sesuai.

Hal yang perlu diperhatikan oleh ibu dalam pemakaian Metode Amenorea Laktasi (MAL) agar aman dan berhasil adalah menyusui secara eksklusif selama 6 bulan. Untuk mendukung keberhasilan menyusui dan MAL maka beberapa hal penting yang perlu diketahui yaitu cara menyusui yang benar meliputi posisi, perlekatan dan menyusui secara efektif.

Langkah-Langkah Penentuan Pemakaian KB MAL
 Di bawah ini merupakan langkah-langkah menentukan dalam menggunakan kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL).


Langkah metode amenorea laktasi

Referensi
 breastfeeding.com/reading_room/lam.html diunduh 19 April 2010, 01: 58 PM
 en.wikipedia.org/wiki/Lactational_amenorrhea_method diunduh 19 April 2010, 10: 01 AM
 fhi.org/en/rh/faqs/lam_faq.htm diunduh 19 April 2010, 10: 07 AM
 planababy.com/CONTRACEPTION%20LAM.HTM diunduh 19 April 2010, 09: 58 AM
 Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 1-MK 6).
 teachingsexualhealth.ca/media/pdf/BClam.pdf diunduh 19 April 2010, 01: 56 PM
 virtualmedicalcentre.com/healthandlifestyle.asp?sid=229 diunduh 19 April 2010, 10: 04 AM
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar